Site menu |
|
|
| |
|
Catalog categories |
|
| | |
|
Our poll |
|
| | |
|
|
| | |
|
Total entries in catalog: 7 Shown entries: 6-7 |
Pages: « 1 2 |
Banyak
mitos tentang seks dan kehamilan yang berkembang di masyarakat dan
bahkan seringkali dianggap sebagai kebenaran. Karena dianggap benar maka
perilaku seksual juga dipengaruhi dan mengikuti informasi yang salah
sesuai dengan mitos itu. Salah satu mitos yang sering beredar adalah
yang mengaitkan posisi hubungan seksual dengan jenis kelamin bayi yang
akan dilahirkan. Konon kalau posisi lelaki ketika melakukan hubungan
seksual dimulai dari kiri dan diakhiri di sebelah kanan, maka bayi
laki-laki yang akan dilahirkan. Sebaliknya, bila hubungan seksual
dimulai dari sisi kanan dan diakhiri di sisi kiri, maka bayi perempuan
yang akan dilahirkan. Tentu saja informasi ini salah dan tidak benar.
Masih banyak mitos lainnya, misalnya jenis kelamin anak pertama
tergantung pada siapa yang jatuh cinta lebih dulu. Bila si ayah yang
duluan jatuh cinta pada ibu maka pasangan tersebut akan dikaruniai anak
laki-laki. Mitos tersebut terdengar lucu, tapi itulah mitos-mitos yang
berkembang tentang cara mendapatkan anak dengan jenis kelamin yang kita
inginkan. Sebenarnya yang paling menentukan dalam penentuan jenis kelamin anak adalah sperma
dari pria. Sperma pria mengandung kromosom X dan kromosom Y, sedangkan
sel telur wanita hanya mengandung kromosom X. Jadi untuk mendapatkan
anak laki-laki, diperlukan pasangan kromosom X dan Y, sedangkan untuk
mendapatkan anak perempuan dibutuhkan kromosom X dan X. |
SETIAP manusia memang dilahirkan berbeda. Perbedaan
itu tampak nyata dan mudah ditemukan dari banyak hal, mulai dari jenis
kelamin, wajah, hingga hal-hal yang tersembunyi sekalipun.
Berbicara
mengenai perbedaan dari hal tersembunyi, organ reproduksi adalah salah
satu di antaranya. Pria dan wanita jelas berbeda baik dari bentuk dan
fungsi organ reproduksinya. Pada wanita, perbedaan itu pun masih dapat
dilihat hingga ke salah satu bagian luar dari organ genital yakni
selaput dara.
Rasanya, masih sangat kental dalam budaya
masyarakat kita bahwa selaput dara adalah salah satu penanda
keperawanan atau virginitas seorang wanita. Yang patut disayangkan,
kesalahan serta kurangnya informasi akurat mengenai bagian organ
genital wanita ini masih sering terjadi dan kerap kali merugikan posisi
para Kaum Hawa. |
| |
| | |
|
Login form |
|
| | |
|
Search |
|
|
| |
|
Site friends |
|
| | |
|
Statistics |
|
|
Total online: 1 Tamu 1 Users: 0 | |
|
|