Sperma X berukuran
lebih besar dan mempunyai daya hidup yang lebih lama (5-6 hari), namun
bergerak lebih lambat. Sedangkan sperma Y berukuran lebih kecil, lebih
cepat mati, namun bergerak lebih cepat. Jadi pada dasarnya, untuk mendapatkan anak perempuan lakukan posisi hubungan seks yang dapat memperlambat sperma masuk ke rahim
dan saluran telur sedangkan untuk mendapatkan anak laki-laki, hubungan
seks diarahkan agar penis mencapai vagina secara penuh dimana posisi
tersebut dapat mempercepat masuknya sperma ke dalam vagina, rahim, dan
saluran telur sehingga sperma Y akan melewati lingkungan asam di vagina
dan dapat secara cepat mencapai sel telur. Perlu diketahui, beberapa
penelitian menunjukkan bahwa kelahiran anak dengan jenis kelamin
laki-laki memiliki kemungkinan yang lebih tinggi, yaitu mencapai 51%. Ada beberapa metode ilmiah yang bisa kita terapkan untuk mendapatkan jenis kelamin anak sesuai dengan yang kita inginkan. Teori Akihito Teori
ini menegaskan pada kapan waktu berhubungan seksual. Hasil penelitian
menunjukkan masing-masing kromosom memiliki karakter sendiri-sendiri.
Sperma Y berbentuk bundar, ukurannya lebih kecil atau sekitar sepertiga
kromosom X, bersinar terang, jalannya lebih cepat, dan usianya lebih
pendek serta kurang tahan dalam suasana asam. Sedangkan sperma X
ukurannya lebih besar, berjalan lamban, bentuknya lebih panjang, dan
dapat bertahan hidup lebih lama serta lebih tahan suasana asam. Dari
data itu bisa disimpulkan jika ingin memperoleh anak laki-laki maka
hubungan intim harus dilakukan bertepatan atau segera setelah terjadi
ovulasi (saat keluarnya sel telur dari indung telur atau masa subur).
Dengan begitu, sperma Y yang masuk ke dalam rahim dapat langsung
membuahi sel telur. Sedangkan untuk mendapatkan anak perempuan,
hubungan intim sebaiknya dilakukan sebelum ovulasi terjadi. Misalnya,
ovulasi diperkirakan terjadi pada tanggal 10. Oleh karena itu, hubungan
intim sebaiknya dilakukan 3 hari sebelumnya, sehingga pada saat ovulasi
terjadi tinggal sperma X yang masih hidup dan membuahi sel telur. Metode
ini memang tidak praktis karena pasangan harus tahu saat tepat
berlangsungnya ovulasi. Padahal untuk mengetahui hal itu seorang wanita
harus mengukur suhu tubuhnya selama 3 bulan berturut-turut. Proses
pengukurannya pun tidak boleh salah, yakni dengan meletakkan termometer
khusus di mulut setiap pagi sebelum turun dari tempat tidur. Hasil
pengukuran itu dicatat dalam sebuah tabel. Bila suatu hari, suhu tubuh
menunjukkan peningkatan, berarti saat itulah ovulasi sedang terjadi.
Sayangnya, bagi wanita yang siklus haidnya tidak teratur, hal ini tentu
sulit dilakukan. Keakuratan metode ini juga rendah karena biar
bagaimana pun kita tidak tahu apakah sperma X atau Y yang berhasil
membuahi sel telur. Selain
cara medis diatas, ada beberapa cara praktis yang diyakini dapat
membuat pasangan memperoleh anak dengan jenis kelamin yang
diidam-idamkan. (MENDAPATKAN ANAK LAKI-LAKI) * Membilas Vagina dengan Air + Soda Larutan untuk membilas dibuat dari campuran 1 gelas air + 2 sendok makan garam soda (natrium bikarbonat soda). Mengapa
harus dibilas seperti itu? Seperti sudah disebutkan, kromosom X
bersifat lebih tahan asam sedangan kromosom Y bersifat kurang tahan
asam serta jalannya lebih cepat. Nah, pembilasan vagina dengan larutan
garam soda (bersifat basa) bertujuan menurunkan kadar keasaman vagina,
sehingga sperma Y lebih terjamin hidupnya dan bisa melewati liang
vagina menuju rahim untuk membuahi sel telur. * Istri Orgasme Lebih Dulu Biarkan
istri mencapai orgasme lebih dahulu baru disusul suami. Cairan yang
dihasilkan saat wanita mengalami orgasme akan lebih mendukung
pergerakan sperma Y untuk lebih cepat sampai ke sel telur. Semakin
cepat sampai akan semakin baik, karena usia sperma Y lebih pendek.
* Posisi Knee-Chest
Ada
posisi yang diduga bisa membuat sperma Y meluncur cepat melalui liang
vagina, rahim, dan sampai ke sel telur, yaitu posisi knee-chest. Posisi
dimana suami bersetubuh dengan istri dari belakang ini disebut juga doggie style. * Penetrasi Dalam
Semakin
dalam penetrasi, maka semakin dekat jarak yang ditempuh sperma menuju
sel telur. Bila suami bisa menekan sedalam-dalamnya saat ejakulasi
berlangsung, hal ini bisa meningkatkan kemungkinan mendapat anak
laki-laki.
* “Puasa” Sementara
Untuk
meningkatkan kuantitas volume spermanya, suami dianjurkan menabung
spermanya atau tidak melakukan ejakulasi sekitar 7-8 hari. Dengan
jumlah sperma yang lebih banyak per mililiternya, kemungkinan
mendapatkan anak laki-laki juga meningkat.
Puasa
seks juga bertujuan menghindari kemungkinan tertinggalnya sperma X dari
hubungan intim yang dilakukan beberapa hari sebelum masa ovulasi. Bila
ada sperma X tertinggal dalam organ reproduksi wanita, begitu tiba masa
ovulasi, ia dapat langsung membuahi sel telur. Berarti anak
perempuanlah yang akan didapat. Sedangkan jika dalam seminggu
sebelumnya puasa seks dijalankan, maka sperma Y memiliki kesempatan
yang besar untuk membuahi sel telur.
(MEMPEROLEH ANAK PEREMPUAN)
* Membasuh Vagina dengan Air + Cuka Untuk
meningkatkan kadar keasaman vagina, basuhlah daerah itu dengan 1 gelas
air yang sudah dicampur 2 sendok makan asam cuka. Lingkungan vagina
bersuasana asam diharapkan dapat mematikan sperma Y sehingga sperma X
selamat sampai tujuan. Volume sperma X yang banyak dapat meningkatkan
kemungkinan mendapatkan anak perempuan.
* Hindari Orgasme
Saat
melakukan hubungan intim, usahakan agar ejakulasi terjadi sebelum istri
mencapai orgasme. Tanpa orgasme, sekresi alkalis (pengeluaran substansi
yang membuat daerah vagina bersifat basa) tidak terjadi dan ini akan
membuat sperma Y mati sehingga menguntungkan sperma X yang punya daya
tahan lebih baik.
* Posisi Muka Bertemu Muka
Hubungan
intim dengan posisi saling berhadapan, istri di bawah dan suami di atas
sebetulnya membuat sperma tidak bisa langsung menerobos ke mulut
serviks (leher rahim). Dengan begitu waktu yang dibutuhkan sperma pun
akan lebih lama dan hal ini lebih menguntungkan sperma X.
* Penetrasi Pendek
Penetrasi pendek dilakukan dengan cara mengangkat penis hingga ke ujung vagina
saat suami mengalami ejakulasi. Tindakan ini berarti memperpanjang
jarak sperma ke sel telur yang diduga akan menambah persentase
kesempatan sperma X mengingat daya tahannya yang lebih kuat dari sperma
Y.
* Seks Teratur
Dengan seks teratur, volume sperma yang keluar otomatis lebih sedikit karena tidak ada sperma yang ditabung. Hal
ini diyakini akan meningkatkan kemungkinan mendapatkan anak perempuan.
Kenapa? Sebelum mencapai sel telur, sperma harus melalui perjalanan
berat. Sebagian sel sperma akan mati di perjalanan, terutama sperma Y
yang berumur pendek. Akhirnya semakin lama jumlahnya akan semakin
sedikit. Nah, untuk mendapatkan volume sperma yang sedikit, hubungan intim
sebaiknya dilakukan setelah haid, setiap 2 hari sekali hingga 2-3 hari
menjelang ovulasi. Dengan begitu, sperma X yang tahan lebih lama
mungkin saja banyak yang masih tertinggal dan akan membuahi sel telur
begitu ovulasi terjadi. Hal yang perlu diketahui adalah semua
metode hanya dapat meningkatkan persentase keberhasilan. Tidak ada yang
bisa menjamin 100 % bahwa nanti yang keluar pasti bayi laki-laki atau
bayi perempuan.
(Yukinaru)
|