"AJARKAN
kami sesuatu agar bisa hidup dengan tenang," pinta seorang murid Abu
Qubaisy ketika beliau baru selesai menyampaikan kata pembuka majelis
taklimnya pagi itu. "Jalanilah hidup dengan selalu berbuat dan berkata jujur," jawab mahaguru yang arif itu. "Cukup hanya dengan jujur? " tanya murid itu lagi dengan penuh penasaran. "Benar.
Di dalam Al-Quran Surat Al-Tawbah ayat 119, Allah berfirman, 'Wahai
orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan jadilah kalian
bersama dengan orang-orang yang jujur ( benar ).' Orang
yang jujur, dan orang yang bersama dengan orang-orang yang jujur
niscaya akan tenang hidupnya. Karena itu petunjuk Allah Swt, dan Dia
tidak menunjukkan hamba-Nya kepada ketidaktenangan," jelas Abu Qubaisy
membuat paham murid yang bertanya. "Tetapi berlaku jujur dan berkata jujur itu bukan perbuatan yang mudah, Tuan," sanggah murid lain dengan nada penuh keyakinan. "Berkata
dan berbuat jujur adalah berkata dan berbuat sesuai dengan apa adanya.
Mengapa tidak mudah? Sebaliknya, berbohong itu tidak gampang. Karena
harus merekayasa sesuatu menjadi tidak seperti apa adanya," kata Abu
Qubaisy yang ditanggapi dengan anggukan para muridnya. "Yang
menyebabkan berkata dan berlaku jujur susah karena orang harus melawan
hawa nafsu yang senantiasa bertentangan dengan kebaikan," sambung guru
besar yang luas ilmunya itu. "Tapi
berbuat jujur sering kali tidak menguntungkan. Umpama kita mendapatkan
sesuatu yang berharga di jalan. Kalau mau jujur kita harus mencari
pemiliknya dan mengembalikan apa yang kita temukan itu. Padahal
menemukan itu bukan suatu kesalahan, berbeda dengan mencuri. Jadi
mengapa kita harus payah-payah mengembalikannya," komentar murid yang
lain lagi. "Hawa
nafsulah yang berkata, mengapa harus dikembalikan? Tokh kita tidak
mencurinya? Tapi iman dan akal sehat berkata, itu milik orang lain.
Kita tak berhak menguasainya. Dan Rasulullah, sebagaimana diriwayatkan
Bukhari dan Muslim, bersabda, 'Sesungguhnya sikap jujur itu membawa
kepada kebaikan, dan kebaikan itu membawa ke surga.' Jadi, terserah mau pilih mana? Surga atau barang temuan?" kata Abu Qubaisy akhirnya.
|